Sabtu, 18 Juni 2011

Seribu Rupiah

Seribu Rupiah

Siang tadi temanku tiba-tiba menelpon. Makan siang yuk, ajaknya. Oke, jawabku. So she picked me up at the lobby of Jakarta Stock Exchange Building. Selepas SCBD, kami masih belum ada ide mau makan dimana. Ide ke Soto Pak Sadi segera terpatahkan begitu melihat bahwa yang parkir sampai sebrang-sebrang. Akhirnya kami memutuskan makan gado-gado di Kertanegara. Bisa makan di mobil soalnya. Sampai di sana masih sepi. Baru ada beberapa mobil. Kami masih bisa milih parkir yang enak. Mungkin karena masih pada Jumat-an.

Begitu parkir, seperti biasa, joki gado-gado sudah menanyakan mau makan apa, minum apa. Kami pesan dua porsi gado-gado + teh botol. Sambil menunggu pesanan, kami pun ngobrol. So, ketika tiba-tiba ada seorang pemuda lusuh nongol di jendela mobil kami, kami agak kaget."Semir Oom?", tanyanya. Aku lirik sepatuku. Ugh, kapan ya terakhir aku nyemir sepatu sendiri? Aku sendiri lupa. Saking lamanya. Maklum, aku kan karyawan sok sibuk... Tanpa sadar tanganku membuka sepatu dan memberikannya padanya. Dia menerimanya lalu membawanya ke emperan sebuah rumah. Tempat yang terlihat dari tempat kami parkir. Tempat yang cukup teduh. Mungkin supaya nyemirnya nyaman. Pesanan kami pun datang. Kami makan sambil ngobrol. Sambil memperhatikan pemuda tadi menyemir.

Tangannya seperti menyemir secara otomatis. Kadang-kadang matnaya melayang ke arah mobil-mobil yang hendak parkir, (sudah mulai ramai). Lalu pandangannya kembali kosong. Perbincangan kami mulai ngelantur kemana-mana. Tentang kira-kira umur dia berapa, pagi tadi dia mandi apa enggak, kenapa dia jadi penyemir dan lain-lain.

Kami masih makan saat dia selesai menyemir. Dia menyerahkan sepatu padaku. Belum lagi ku bayar, dia bergerak menjauh, menuju mobil-mobil yang parkir sesudah kami. Mata kami lekat padanya. Kami melihatnya mendekati sebuah mobil. Menawarkan jasa. Ditolak. Nyengir.

Kelihatannya dia memendam kesedihan. Pergi ke mobil satunya. Ditolak lagi. Melangkah lagi dengan gontai ke mobil lainnya. Menawarkan lagi. Ditolak lagi. Dan setiap kali dia ditolak, sepertinya kami juga merasakan penolakan itu. Sepertinya sekarang kami jadi ikut menyelami apa yang dia rasakan. Tiba-tiba kami tersadar. Konyol ah. Who said life would be so fair anyway. Kenapa jadi kita yang mengharapkan bahwa semua orang harus menyemir? heheheh

Perbincangan pun bergeser ke topik lain. Di kejauhan aku masih bisa melihat pemuda tadi, masih menenteng kotak semirnya di satu tangan, mendapatkan penolakan dari satu mobil ke mobil lainnya. Bahkan selain penolakan, di beberapa mobil, dia juga mendapat pandangan curiga. Akhirnya dia kembali ke bawah pohon. Duduk di atas kotak semirnya. Tertunduk lesu...

Kemi pun selesai makan. Ah iya, penyemir tadi belum aku bayar. Kulambai dia. Kutarik 2 lembar ribuan dari kantong kemejaku. Uang sisa parkir. Lalu kuberikan padanya. Soalnya setahuku jasa nyemir biasanya 2 ribu rupiah. Dia berkata kalem, "Kebanyakan oom. Seribu saja".

BOOM. Jawaban itu tiba-tiba serasa petir di hatiku. It just dont compute with  my logic! Bayangkan orang seperti dia masih berani menolak uang yang bukan haknya. Aku masih terbengong-bengong waktu menerima uang seribu rupiah yang dia kembalikan. Se-ri-bu Ru-pi-ah. Bisa buat apa sih sekarang? But, dia merasa cukup dibayar segitu.

Pikiranku tiba-tiba melayang. Tiba-tiba aku merasa ngeri. Betapa aku masih sedemikian kerdil. Betapa aku masih suka merasa kurang dengan gajiku. Padahal keadaanku sudah jauh lebih baik dari dia. "Nasibku" sudah sedemikian baik bagiku, tapi perilaku-ku belum seberapa dibandingkan dengan pemuda itu, yang dalam kekurangannya, masih mau memberi, ke aku yang sudah berlebihan.

Siang ini aku merasa mendapat pelajaran berharga. Siang ini aku seperti diingatkan.
Bahwa kejujuran itu langka.

Jumat, 17 Juni 2011

Kasih Sayang, Kekayaan dan Kesuksesan

Kasih Sayang, Kekayaan dan Kesuksesan

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata : "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,"Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab,"Belum, ia sedang keluar".
"Oh, kalau begitu kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata Pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul sang istri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali,  dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu bersamaan."Lho, kenapa?", tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata,"namanya Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, sedangkan yang ini bernama Kesuksesan", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya."Sedangkan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami bertiga yang boleh masuk ke rumahmu."

Wanita itu kembali masuk ke dalam dan memberitahu pesan itu. Suaminya pun merasa heran."ohh..menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu coba kamu ajak si Kekayaan masuk. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. "Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya,"Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."

Si Kasih Sayang bangkit dan berjalan menuju beranda rumah. Ohh ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Merasa  heran, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih Sayang tapi kenapa kalian ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan."Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang Si Kasih Sayang, maka kemana pun Kasih Sayang pergi kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih Sayang, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga ikut serta.

Sebab, ketahuilah sebenarnya kami berdua ini buta. Hanya si Kasih Sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."

Rabu, 04 Mei 2011

Arti Kehidupan

Arti Kehidupan

Sebuah Perenenungan

Seorang Ayah dalam sebuah keluarga. Ia adalah seorang pekerja keras yang mencukupi seluruh kebutuhan hidup bagi istri dan ketiga anaknya. Ia menghabiskan malam-malam sesudah bekerja dengan menghadiri kursus-kursus, untuk mengembangkan dirinya dengan harapan suatu hari nanti dia bisa mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik.

Kecuali hari Minggu, sang Ayah sangat susah untuk makan bersama keluarganya. Dia bekerja dan belajar sangat keras karena dia ingin menyediakan kerluarganya apa saja yang bisa dibeli dengan uang.

Setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak punya cukup waktu dengan mereka, dia selalu beralasan bahwa semuanya ini dilakukan untuk mereka. Tetapi dia sendiri juga sangat berkeinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Suatu hari tibalah saatnya hasil ujian diumumkan. Sang Ayah lulus dengan prestasi gemilang! Segera sesudah itu, dia mendapat tawaran posisi yang baik sebagai Senior Supervisor dengan gaji yang menarik. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, sekarang Sang Ayah mampu memberikan keluarganya kehidupan yang lebih mewah, pakaian yang indah, makanan enak dan  juga liburan ke luar negri.

Namun, keluarganya masih saja tidak bisa bertemu dengan Sang Ayah hampir dalam seluruh minggu. Dia terus bekerja keras, dengan harapan bisa dipromosikan ke jabatan manager. Untuk membuat dirinya sebagai calon yang cocok dengan jabatan itu, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Terbuka.

Lagi, setiap saat keluarganya mengeluh kalau sang Ayah tidak menghabiskan cukup waktu untuk mereka, dia beralasan bahwa dia melakukan semua ini demi mereka. Tetapi, seringkali pula dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu lagi dengan keluarganya.

Kerja keras Sang Ayah berhasil dan dia dipromosikan. Dengan penuh sukacita, dia memutuskan untuk memperkerjakan seorang pembantu untuk membebaskan istrinya dari tugas-tugas rutin. Dia juga merasa kalau flat dengan tiga kamar sudah tidak cukup besar lagi, akan sangat baik jika keluarganya bisa menikmati fasilitas dan kenyamanan sebuah kondominium.

Setelah merasakan jerih payah kerja kerasnya selama ini, Sang Ayah memutuskan untuk lebih jauh lagi belajar dan bekerja supaya bisa dipromosikan lagi. Keluarganya makin tidak bisa sering bertemu dengan dia. Kadang-kadang Sang Ayah harus bekerja di hari Minggu untuk menemani tamu-tamunya.

Seperti yang diharapkan, kerja keras Sang Ayah berhasil lagi dan dia membeli sebuah kondominium indah yang menghadap ke pantai Singapura. Pada malam pertama di rumah baru mereka, Sang Ayah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia memutuskan utnuk tidak mau mengambil kursus dan mengejar promosi lagi. Sejak saat itu dia ingin memberikan lebih banyak waktu lagi untuk keluarganya.

Namun, sang Ayah tidak bangun lagi keesokan harinya....

Apakah anda bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja?

Minggu, 01 Mei 2011

Jangan Tunda Berbuat Baik

Jangan Tunda Berbuat Baik


Allen Falby, seorang polisi patroli jalan raya di El Paso County, pertama kali bertemu dengan Alfred Smith yang pengusaha pada suatu malam bulan Juni, ketika Falby  mengalami kecelakaan sepeda motor.

Ketika itu ia sedang melaju cepat untuk mendahului sebuah truk yang sedang ngebut. Tapi truk itu tiba-tiba mengurangi kecepatan, karena hendak berbelok. Falby, yang tidak menyadari bahwa truk itu sudah lebih pelan, menabrak bagian belakang truk dengan keras. Tabrakan itu menghancurkan sepeda motornya dan hampir mengakibatkan salah satu kaki Falby putus. Sementara ia tergeletak kesakitan di tepi jalan, darah mulai menggenang di bawah kakinya yang luka parah. Salah satu pembuluh arteri di kakinya pecah dan ia mengalami pendarahan yang bisa mengakibatkan kematian.

Pada saat Smith sedang mengendarai mobilnya untuk pulang, melihat kecelakan itu. Ia sangat terperanjat, tapi tetap waspada. Ia langsung keluar dari mobilnya dan membungkuk di atas laki-laki yang terluka parah itu, hampir-hampir sebelum bunyi tabrakan tersebut lenyap dalam udara malam.

Smith bukan dokter, tapi ia tahu apa yang mesti dilakukan untuk menolong polisi sekarat itu. Smith melepaskan dasinya, lalu dengan cepat mengikatkannya di kaki Falby menjadi torniket. Usahanya berhasil. Perdarahan Falby berkurang, lalu berhenti sama sekali. Ketika ambulans datang beberapa menit kemudian, Smith baru mengetahui bahwa ia telah menyelamatkan nyawa Falby.

Lima tahun kemudian, menjelang Hari Natal, Falby sedang patroli malam di jalan raya ketika ia mendapat panggilan radio dari markas besarnya untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi di sepanjang U.S.80. Sebuah mobil menabrak pohon. Laki-laki yang mengemudikannya luka parah.

Ambulans sedang dalam perjalanan. Falby tiba di lokasi kecelakaan sebelum ambulans datang. Ia menerobos melewati kerumunan orang yang ketakutan, dan menemukan laki-laki yang terluka itu tergeletak pingsan di kursi mobil yang robek.

Kaki celana laki-laki itu basah dan lengket oleh darah. Salah satu pembuluh darah utamanya putus dan ia mengalami perdarahan berat. Falby, yang sudah terlatih melakukan pertolongan pertama, dengan cepat membuat torniket di atas pembuluh darah yang putus itu. Setelah perdarahan berhenti, Ia menarik alki-laki itu dari mobil dan membaringkan di tanah, agar lebih nyaman.

Baru, pada saat itulah Falby mengenali si korban. Ia adalah Alfred Smith, laki-laki yang pernah menyelamatkan Falby lima tahun lalu. Sekali lagi mereka bertemu dan kedua pertemuan itu memiliki tujuan yang sama : keduanya saling menyelamatkan yang lain dengan cara yang persis sama.

Kepada Doug Storer dari National Tarrler yang pertama melaporkan peristiwa tersebut, Falby berkata: "Yah, bisa dikatakan bahwa satu torniket yang bagus pantas dibayar dengan torniket yang sama bagusnya."

Dikutip dari "Small Miracles"
Saat melewati seseorang yang membutuhkan pertolongan, seringkali kita berpikir, "Aku sedang sibuk. Biar orang lain saja yang berhenti. Toh tidak harus aku."Tapi bagaimana bila orang yang membutuhkan pertolongan itu adalah ANDA SENDIRI? Hanya saja pada saat itu Anda belum mengetahuinya dengan jelas?

Sabtu, 30 April 2011

Akhir Dari Kebencian

Akhir Dari Kebencian


Seorang gadis bernama Lili menikah dan tinggal bersama suami dan ibu mertua. Dalam waktu singkat, Lili menyadari bahwa ia tidak cocok dengan ibu mertuanya dalam segala hal. Kepribadian mereka berbeda dan Lili sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertuanya. Lili dikritik terus menerus. Hari demi hari, minggu demi minggu, Lili dan ibu mertua tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah buruk, karena berdasarkan tradisi cina, Lili harus taat kepada setiap permintaan sang mertua.

Semua keributan dan pertengkaran di rumah itu mengakibatkan suami yang miskin itu ada dalam stress yang besar. Akhirnya, Lili tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Lili pergi menemui teman baik ayahnya, Mr Huang, yang menjual jamu. Lili menceritakan apa yang dialaminya dan meminta kalau-kalau Mr Huang dapat memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya selesai. Mr Huang berpikir sejenak dan tersenyum seraya berkata,"Lili, saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya minta."
Lili menjawab,"Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta".

Mr Huang masuk ke dalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian dengan sekantong jamu. Dia memberitahu Lili, "Kamu tidak boleh menggunakan racun yang bereaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertua mu, karena nanti orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberi mu sejumlah jamu yang secara perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu. Setiap hari masakkan daging babi atau ayam dan kemudian campurkan sedikit jamu ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati dan bertindak dengan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat dengannya, taati dia dan perlakukan dia seperti seorang ratu".

Lili sangat senang. Dia kembali ke rumah dan memulai rencana pembunuhan terhadap ibu mertua. Minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan pun berlalu, dan setiap hari, Lili melayani ibu mertua dengan masakan yang dibuat secara khusus. Lili ingat apa yang dikatakan Mr Huang tentang menghindari kecurigaan. Jadi Lili mengendalikan emosinya, mentaati ibu mertua dan memperlakukan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri dengan sangat baik dan bersahabat.

Setelah 6 bulan, seluruh rumah berubah, Lili telah belajar mengendalikan emosinya begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak berdebat sekali pun dengan ibu mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mudah ditemani. Sikap ibu mertua terhadap Lili berubah dan dia mulai menyayangi Lili seperti anaknya sendiri. Dia lalu memberitahukan teman-teman dan kenalannya bahwa Lili adalah menantu terbaik yang pernah ditemuinya.

Lili dan Ibu mertuanya sekarang berlaku seperti ibu dan anak sungguhan. Suami Lili sangat senang melihat apa yang telah terjadi.

Suatu hari, Lili datang menemui Mr Huang dan minta pertolongan lagi. Dia berkata,"Mr Huang tolonglah saya untuk mencegah racun itu membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah menjadi wanita yang sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak ingin dia mati karena racun yang saya berikan."

Mr Huang tersenyum dan mengangkat kepalanya. "Lili, tidak usah kuatir. Saya tidak pernah memberimu racun. jamu yang saya berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya. Satu-satunya racun yang pernah ada ialah di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih sayang yang engkau berikan padanya."

Teman, pernahkah engkau menyadari bajwa sebagaimana perlakuanmu terhadap orang lain, akan sama dengan apa yang mereka lakukan terhadap kita?

Pepatah China berkata : "Orang yang mengasihi orang lain akan dikasihi"

Jumat, 29 April 2011

Menabur Kebajikan, Menuai Kebaikan

Menabur Kebajikan, Menuai Kebaikan


Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengannya sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi dengan sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dan dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan.

Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang ke rumahnya. Ternyata rumah si pemuda kedua sangat bagus, besar, megah dan mewah... Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama inimenolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain dalam kesusahan. Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan.

Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin bercita-cita menjadi seorang dokter, namun tidak mempunyai biaya untuk kulian. Tetapi, ada seorang yang murah hati, yaitu ayah si pemuda bangsawan itu. Ia memberi beasiswa sampai akhirnya ia meraih gelar dokter.

Pemuda miskin yang menjadi dokter ini bernama Fleming, yang kemudian menemukan obat penisilin. Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr. Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru.

Pemuda bangsawan itu sembuh! pemuda itu bernama Winston Churchil ! PM Inggris yang termashyur.

Dalam kisah ini kita dapat melihat hukum menabur dan menuai. Fleming menabur kebaikan ~ Ia menuai kebaikan pula ! cita-citanya terkabul, Ia menjadi dokter. Fleming menjadi dokter atas beasiswa yang diberikan ayah Churchil ~ menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil. 

Kamis, 28 April 2011

Renungan Kehidupan Manusia

Renungan Kehidupan Manusia 

Kehidupan manusia berlalu dgn cepatnya....
Banyak sekali yg telah dilalui,
ada yg lancar...
ada yg penuh rintangan...
ada yg penuh kegembiraan...
ada pula yg penuh kegetiran...

Semua pasti mengalaminya... 
Itulah kehidupan manusia.

Saat kita berumur 20thn merasa sungguh enak kalo kita tampan/cantik.
Saat kita 30thn merasa sungguh enak andaikan kita kembali muda lg.
Saat kita 40thn merasa sungguh enak andai kita punya banyak uang
Saat kita 50thn merasa ada kesehatan sungguh enak sekali.
Saat kita 60thn merasa utk dpt hidup aja sudah sangat bagus.
Saat kita 70/80thn merasa kenapa hidup ini serasa sangat singkat sekali.

Sebenarnya hidup ini tidak perlu selalu merasa disesali.
Tidak perlu merasa diri ini cakep/ jelek.
Tidak perlu saling menyalahkan mencari siapa yg benar siapa yg salah.
Hidup ini indah.... 
Nikmati lah....Sadari dengan penuh Perhatian

Semoga anda semua selalu sehat, 
Semoga anda semua selalu berbahagia.
Semoga semua makhluk berbahagia.

Rabu, 27 April 2011

Mandikan aku MAMA

Mandikan aku MAMA

Aku punya sahabat, sebut saja namanya Pita. Ketika masih kuliah, aku mengenalnya sebagai seorang yang berotak cemerlang. Universitas mengirimnya ke negeri bunga Tulip untuk mempelajari hukum internasional di Universitas Utrecht, sedangkan aku memilih menyelesaikan pendidikanku di bidang kedokteran. Pita terus mengejar impiannya hingga suatu saat ia mendapatkan seorang suami yang sama-sama berprestasi. Bertepatan dengan diangkatnya Pita menjadi staf diplomat dan selesainya suaminya meraih gelar doktor, lahirlah seorang anak laki-laki buah cinta mereka, Eka namanya. Pita semakin sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Eka baru berumur 6 bulan. Pita sangat sering meninggalkan Eka pergi dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain.

Aku pernah bertanya kepadanya, "Bukankah Eka masih terlalu kecil untuk ditinggalkan ?" "Tidak, aku sudah mempersiapkan segalanya dan semua pasti berjalan baik", jawab Pita.

Di bawah perawatan baby-sitter dan pengawasan kakek-neneknya, Eka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan lincah. Kakek neneknya tidak pernah lupa menceritakan kepada Eka akan kehebatan kedua orang tuanya yang telah menjadi kebanggaan mereka semua. Meskipun kedua orang tuanya begitu sibuk, namun Eka bisa memahami kesibukan mereka.

Suatu hari, Eka pernah meminta seorang adik kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya menjelaskan tentang kesibukan mereka yang belum memungkinkan untuk memberikan Eka seorang adik. Kali ini, Eka lagi-lagi mengerti kondisi orang tuanya. Karena sikap Eka yang begitu pengertian dan dewasa, Pita menyebutnya "Dewi kecil". Meskipun kedua orang tuanya sering pulang larut malam, namun Eka tetap bersikap manis dan tidak ngambek. Karena kemanisan sikap Eka, aku pernah mengimpikan seorang anak sepertinya.

Pagi yang cerah di hari itu, entah kenapa Eka tidak mau dimandikan oleh baby sitternya. "Eka ingin mama yang memandikan", katanya.

Pita yang setiap hari berpacu dengan waktu tentu saja menjadi gusar. Eka mengajukan permohonan yang sama selama kurang lebih seminggu, tetapi Pita dan suaminya tidak begitu peduli. "Mungkin ia sedang dalam masa peralihan sehingga ia minta perhatian yang lebih", pikir mereka.

Sampai suatu sore, aku dikejutkan oleh telepon Ida, sang baby sitter. Ada kepanikan di dalam suaranya, "Bu dokter, Eka sakit demam dan kejang-kejang. Sekarang ia di UGD".

Tanpa pikir panjang aku langsung menuju UGD, tetapi semua sudah terlambat. Kematian telah menjemput Eka yang lincah, pintar dan pengertian. Saat kejadian, mamanya sedang meresmikan kantor barunya.

Dalam keadaan terpukul, Pita pulang ke rumah dan satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah memandikan anaknya Eka. Keinginan untuk memandikan Eka memang tercapai, walau dalam keadaan tubuh yang terbujur kaku. Ia memandikan Eka diiringi deraian air mata dan rintihan pedih, "Ini mama sayang ... mama yang memandikan Eka".

Tubuh kecil Eka telah tertimbun tanah, tetapi kami masih berdiri membisu disana. Aku membiarkan Pita mengucapkan kata-kata yang bisa menghibur dirinya sendiri atas kepergian Eka-nya. Hening sejenak, sebelum Pita akhirnya tertunduk, "Bangun Eka, mama mau mandikan Eka, berikan mama kesempatan sekali lagi, Ka ..."

Rintihan itu begitu menyayat kalbu, tapi semua sudah terlanjur. Penyesalan selalu datang terlambat dan kesempatan yang sama tidak akan pernah terulang.

Nyatakanlah perhatian dan kasih kepada orang-orang yang kita kasihi, selama masih ada kesempatan. 

Kita bisa mencari waktu lain untuk berkarier dan berusaha, tetapi orang-orang yang kita kasihi tidak selamanya bisa bersama kita. Siapa yang tahu berapa lama seseorang hidup di dunia ini? 


Semua berjalan sesuai dengan Hukum sebab-akibat. 


Berbuat baik dan nyatakanlah cinta kasih kita selama masih ada kesempatan.

Selasa, 26 April 2011

Kisah Nyata Manusia Separuh Badan

Kisah Nyata Manusia Separuh Badan


Namanya Peng Shulin dari China . Pada tahun 1995 dia mengalami kecelakaan sebuah truk sehingga mengakibatkan tubuhnya terbelah menjadi 2 bagian. Akibatnya mulai bagian pinggang hingga kaki harus dibuang, sehingga dia harus hidup hanya dengan tubuh dari pinggang ke atas.

Ada lebih 20 orang dokter spesialis yang berjuang keras menyelamatkan hidupnya pada saat itu. Dan yang pasti, menurut mereka adalah sebuah keajaiban bila Peng Shulin bisa berhasil mempertahankan hidupnya. Bagian bawah tubuhnyapun harus ditambal dengan cara mengambil kulit di bagian tubuhnya yang lain.

Penderitaan baru saja dimulai ketika Peng harus mengalami tekanan mental dan fisik yang dihadapinya. Mengapa? karena meskipun dia bisa bertahan hidup, hari-harinya harus dilalui di tempat tidur. Total 12 tahun dijalani Peng hanya di tempat tidur. Dia tidak memiliki organ tubuh bagian bawah untuk membantu menyangga tubuhnya saat hendak berjalan dengan kedua tangannya. Terapi kejiwaan harus dijalaninya dengan amat sangat sabar. Peng harus harus mempersiapkan hal terburuk yang harus dilalui untuk menjalani waktu di depannya.

Tetapi bukan Peng bila berputus asa. Senyumnya dan ketegaran hatinya yang luar biasa membuahkan hasil. Tim dokter yang selalu mengawasi perkembangannya, Pusat Penelitian Rehabilitasi China di Beijing selama ini berpikir bagaimana caranya agar Peng bisa beraktifias seperti manusia pada umumnya. Dan hasilnya, sebuah alat bantu telah diciptakan seperti yang terlihat pada gambar.

Seorang Peng Shulin yang sederhana dan selalu tersenyum dan bersyukur karena masih bisa hidup, kini sangat bergembira. Melalui terapi latihan otot-otot tangan yang diberikan, terapi dan belajar jalan, alat tersebut mampu membantunya bisa berjalan. Dan tentunya masih banyak kesulitan yang harus dihadapinya di masa mendatang.

Mungkin kita akan kagum dan terharu melihat kisah dan kehebatan Peng Shulin dalam menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya. tetapi pertanyaannya adalah apakah kita bisa bertahan bila "kita" di posisi Peng Shulin? Pasti Anda sependapat dengan saya bahwa jawabannya sangat tidak mudah.

Dan itu pula yang salah satunya bisa menginspirasi kita. Ketika kita mengalami masa-masa tersulit, baik dalam hal pekerjaan, pribadi, ataupun keluarga, jangan putus asa. 

"INI PUN AKAN BERLALU"

Cobalah untuk tidak menggerutu karena itu akan semakin menambah beban kita. 

Lihatlah gambar Peng tersebut dan bayangkan bagaimana kira-kira Peng berjuang melawan keputus asaannya yang kehilangan separuh tubuhnya untuk selama-lamanya. 

Betapa sangat menderitanya 12 tahun hidup hanya terbaring di tempat tidur dan melawan tekanan psikologis dan fisik yang besar.

Bila Peng bisa tegar dalam keadaannya sekarang, Anda juga pasti bisa. 

Tersenyumlah, bersyukurlah dan berpikirlah positif. 

Mari senyum ....:)

Katakan kepada diri kita "INI PUN AKAN BERLALU"

Hidup harus terus berjalan. Jangan pernah menyerah!

Kita masih mempunyai energi karma yang menopang hidup kita. Mari kita syukuri.

LANGIT TERCERAH AKAN TAMPAK SETELAH BADAI TERDAHSYAT.

SENYUMMU MEMBERIKAN SEBUAH PENGHARAPAN.

Lain kali apabila Anda mengeluh mengenai derita hidup yang dialami, ingatlah Peng Shulin.

=======================

HALF MAN – HALF PRICE STORE

PENG SHUILIN is 37 and 78cms high. He was born in Hunan Province , China. In 1995 in Shenzhen, a freight truck sliced his body in half; his lower body and legs were beyond repair. Peng spent nearly two years in hospital undergoing a series of operations to re-route nearly every major organ and system in his body. He kept exercising his arms, building up strength, washing his face and brushing his teeth…and survived against all odds.

Peng has astounded doctors by learning to walk again after a decade. Considering his plight, doctors at the China Rehabilitation Research Centre in Beijing devised an ingenious way to allow him to walk on his own, creating a sophisticated egg cup-like casing to hold his body, with two bionic legs attached. It took careful consideration, skilled measurement and technical expertise. Peng has been walking the corridors of Beijing Rehabilitation Centre with the aid of his specially adapted legs and a re-sized walking frame.

RGO is a Reciprocating Gait Orthosis attached to a prosthetic socket bucket. There is a cable attached to both legs so when one goes forward, the other goes backwards. Rock to the side, add a bit of a twist and the leg without the weight on it advances, while the other one stays still, giving a highly inefficient way of ambulation. Hospital Vice-President Lin Liu said: “We've just given him a check-up; he is fitter than most men his age.”

Peng Shuilin has opened his own bargain supermarket called the Half Man-Half Price Store. The inspirational 37-year-old has become a businessman and is used as a role model for other amputees. At just 2ft 7inches tall, he moves around in a wheelchair giving lectures on recovery from disability. His attitude is amazing and he doesn't complain. “He had good care, but his secret is cheerfulness. Nothing ever gets him down.”

You have a whole body. You have feet - now you have met a man who has no feet. His life is a feat of endurance, a triumph of the human spirit in overcoming extreme adversity. 

The ‘subtle as a sledge hammer’ message in this? Next time you want to complain about something trivial…don't. Remember Peng Shulin instead.

Senin, 25 April 2011

Waktu adalah Nyawa

Waktu adalah Nyawa

Dikisahkan, dibawah sebuah pohon yang rindang, tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, uniknya, diantara anak–anak itu terlihat seorang kakek duduk bersama mereka, ikut menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru, kejadian aneh itu ternyata menarik perhatian pemuda yang kebetulan melewati tempat tersebut. Sesuai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi menghampiri sang kakek, bertanyalah dia kepada si kakek: 

“kek, apakah kakek seorang guru?

“bukan…….., jawab si kakek

“kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak tadi?” si pemuda tambah penasaran

“apa salahnya duduk dengan anak – anak itu? Ketahuilah aku tadi sedang belajar dengan anak – anak itu,”

"Lho, pelajaran tadi kan untuk anak-anak….., bukan untuk orang tua seperti kakek. Memangnya berapa umur kakek? Kok tidak malu belajar bersama dengan anak-anak itu?”

“umur ku tahun ini tepat sepuluh tahun…” jawaba si kakek itu sambil tersenyum.

“Ah…, kakek bercanda kalau menurut perkiraan aku, paling umur kakek sudah 70-an tahun…….” Si pemuda menebak sambil tetap penasaran.

Hahahahahahahah, tebakan mu benar anak muda. Bila dihitung dari saat aku lahir hingga saat ini, umurku memang 70 tahun. Tetapi 60 tahun yang telah ku lewati janganlah dihitung. Yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku yang sepuluh tahun terakhir ini,” jawab si kakek penuh misteri.

Si pemuda pun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi.” Mengaapa masa 60 tahun itu tidak dihitung? Apa artinya ?

Sambil menghela napas panjang si kakek menjawab,
”Sejak kecil sampai usia 20 tahun, seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. Tapi aku gunakan waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai. Sebab semua keinginan dan kebutuhan disediakan berlimpah–limpah oleh orangtuaku. Lalu 20 tahun berikutnya waktu yang seharusnya berjuang dan meniti karir. Maka aku gunakan untuk berfoya-foya dan menghabiskan harta orang tuaku. Dan 20 tahun ketiga, waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan masa pansiunku, malah ku gunakan untuk bertamasya tak karuan tujuanya. Semua harta yang tersisa kuhambur hamburakan karena aku hanya mengejar kesenangan sesaat. Coba pikir, bukanlah 60 tahun yang telah kulewati itu sia sia belaka?’

“Bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir?

Dengan mata berkaca-kaca si kakek berkata, “sepuluh tahun terakhir ini aku baru sadar, bahwa 60 tahun hidupku telah kulalui tanpa makan, tanpa tujuan, dan tanpa cita-cita…inilah sebab-akibat, inilah akibat karmaku yang dilakukan pada masa lalu. aku sudah bangkrut, jatuh miskin, sebatang kara, tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas kasihan orang lain. Tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku merasa seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar hidup dari awal lagi,” 

setelah berhenti sejenak si kakek meneruskan kata-katanya 

“anak muda… jangan meniru seperti apa yang telah aku jalani. Karena, waktu adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk belajar, berusaha, dan berkarir. Gunakan waktumu untuk tujuan yang mulia, maka kelak di hari tuamu kau akan merasa bahagia. Karena kehidupanmu bukan hanya berguna bagi diri mu sendiri, tetapi juga harus berarti bagi orang lain.’


Sahabat ,
Kisah tadi sungguh menggambarkan sebuah perlajanan hidup yang sangat sia-sia dan tidak berguna. Ini merupakan pelajaran berharga bukan saja untuk anak–anak dan orang muda, tapi juga untuk kita semua. Jangan sampai kita menyia–nyiakan waktu selagi kita memilikinya. Apalagi saat kita masih berkemampuan penuh meraih segala sesuatu yang kita inginkan, yang terbaik buat hidup kita. Waktu adalah modal utama dan kekayan yang paling berharga yang dimiliki setiap orang. Maka tak salah jika ada ungkapan, times is money. Atau ungkapan yang lebih bernilai adalah:

"TIME IS LIFE. WAKTU ADALAH NYAWA"

dan apa yang didapat dalah hidup itu ditentukan oleh sang waktu. Semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam dalam sehari semalam, meskipun demikian, apa yang didapat maupun dihasilkan oleh setiap individu tidaklah sama. Orang – orang tertentu bisa mendapatkan penghasilan puluhan hingga ratusan juta dan berbagai kehidupan baik yang sangat prestatif, sementara orang – orang lainya hanya mendapat kan puluhan hingga ratusan ribu belaka dengan kebajikan yang biasa saja. Dalam jangka waktu yang sama, sejumlah orang dapat melakukan berbagai kegitan strategis, tetapi orang – orang lainya justru membunuh waktu dan melakukan hal tidak bermanfaat.

Orang –orang yang memiliki kebiasan hidup efektif biasanya mampu mendapatkan manfaat dan nilai tertinggi dari waktu yang dimikinya. Merekalah orang – orang yang sukses alias the winner. 

Sebaliknya orang –orang yang kebiasaan hidupnya tidak efektif, pasti hanya mendapatkan sedikit manfaat dari waktu yang dimilikinya. Merekalah orang – orang yang gagal dalam hidup ini.

Jangan pernah menunda berbuat baik sebanyak-banyaknya, lakukan kebajikan saat ini, karena kebanyakan manusia menyesal ketika batas waktu kehidupan telah berakhir.

===========================

Time Is Life

It is said, under a shady tree, it appears a group of kids were listening to lessons given by a teacher, uniquely, among the children - the boy looks a grandfather sitting with them, go listen to lessons given by the teacher, a strange incident that turned out interesting the attention of young men who happened to pass the place. Appropriate lessons, curious young man who had approached the grandfather, ask him to her grandfather: "Grandpa, what's grandfather a teacher?
"Not ... ... .., replied the old man
"If not a teacher, why grandfather sat with the children now?" Added the young man was curious
"What's wrong with sitting with the child - the child? Know I'd been studying with a child - the child, "
Why "my last lesson for the kids ... .., not for parents such as grandparents. So how old is old? Why not ashamed to learn together with the children? "
"My age this year, exactly ten years ..." the old man answers with a smile.

"Ah ..., grandfather joked that I figured, at age 70's grandfather was the year ... ...." The boy guessed, still curious.

Hahhahhahahh, you guessed right young man. When calculated from the time I was born until today, I was indeed 70 years. But my 60 years that have passed do not count. What really can be calculated is the life of ten years, "replied the old man full of mystery.

The youth was increasingly puzzled by the explanation of the old grandfather said. "Why period of 60 years were not counted? What does it mean?

With a sigh the old man replied, "since childhood until the age of 20 years, that's supposed to be the best time to learn. But I use that time just to play and relax-santai.sebab all the wishes and needs are provided by the parents abound. Then the next 20 years time should strive and pursue a career. So I use to dissipate and spent the treasure of my parents. And 20 third year, the time period should be to collect my savings, instead I use to abysmally my goal blanc. Any property left i just waste because I'm just chasing novelty. Just think, not the 60 years that had I passed it a mere useless? "
"What about the last ten years?

With tears in her eyes the old man said, "these last ten years I just realized, that 60 years of my life has gone through without eating, without purpose, and without the ideals ... I've been bankrupt, impoverished, alone, does not have any friends who can help, and just live off the mercy of others. But since consciousness arises, I feel like a new born again and decided to learn to live over again, "after a pause the old man continued word he said" young people ... do not imitate what I had lived. Because, time is the main capital of every human being. Use the best to learn, try, and a career. Use your time for a noble purpose, then later in the day your parents you will feel happy. Because life is not only useful for your own self, but also be meaningful to other people. "

Dear Friends,
The story was really describing a lesson of life is pretty pointless and useless. This is a valuable lesson not only for children - children and young people, but also for all of us. Let us not be wasted - wasted time while we have it. Especially when we are still capable of fully achieve everything we want, what's best for our lives. Time is the major capital and the most precious wealth owned by each person. So no one if there is a saying, times is money. Or phrase that is more valuable is, TIME IS LIFE. TIME IS LIFE and what life was obtained is determined by the time. Everyone has the same time 24 hours in a day and night, even so, what is obtained or generated by any individual not the same. People - certain people be earning tens to hundreds of millions and a variety of good works which are very prestatif, while the people - other people just get it tens to hundreds of thousands of mere charity and benevolence with the ordinary. In that same period, some people can perform a variety of strategic activity, but people - other people just to kill time and do not benefit.

People who have an effective life habits are usually able to get the benefits and the highest value of time their got. They are people - people who succeed, as the winner. Instead of people who are not effective life habits, surely only get little benefit from the time he had. They are peoples who failed as the loser.
Do not ever put off doing charity and the good activity, because most people regret it when the time limit has expired life.

Minggu, 24 April 2011

Kepingan Uang Yen

Kepingan Uang Yen


Sebuah kisah yang amat menggugah hati terjadi di propinsi Ciang Si, Kota Nan Chang, pada tahun 1938 bertepatan masa peperangan yang pada saat Presiden Ciang Kai Sek menjabat sebagai komandan laskar di Nan Chang.

Saat waktu luang, banyak tentara pergi berbelanja keperluan sehari-hari. Saat itu mata uang yang digunakan adalah Yen. Kaum wanita yang sudak berusia lanjut dan lemah tampak berjajaran di sepanjang jalan menjual handuk dan kaos kaki bagi keperluan tentara.

Suatu hari seorang nenek menangis terisak-isak di sebuah jalan. Orang yang lewat menanyai sebabnya, rupanya seseorang telah membeli banyak sekali dagangannya dengan kepingan uang Yen palsu. Ketika nenek itu sadar uang itu palsu, si pembeli sudah lenyap entah kemana.

Kebetulan lewat seorang tentara yang baru mendapat gajian dan berbelanja di sekitar jalan itu. Melihat sang nenek sangat sedih, ia menghiburnya. "Tak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan uang palsumu kepada saya sebagai kenang-kenangan. Nah, ini ambillah. Semoga dapat menjadi modal usahamu kelak."

"Mana boleh? Mana mungkin saya menerima sementara anda yang mengorbankan uangmu". Si Nenek terus bersikeras tidak  mau menerima tawaran si tentara tapi karena tak tega menolak ketulusannya, akhirnya ia menerima juga dengan ucapan terima kasih yang mendalam.

Selang beberapa bulan si Tentara berdinas kembali ke kota Nan Chang dan mencari Nenek yang malang itu. Dia berkata bahwa kepingan Yen palsu itu telah menyelamatkan nyawanya.

Ceritanya ketika dia berada di barisan depan dalam medan pertempuran, tiba-tiba sebuah peluru menghantam dadanya. Tamat sudah kali ini, pikirnya hingga pingsan karena ketakutan. Tapi begitu mata dibuka, sakitnya tidak terasa. Dirabanya tapi tak ada darah sedikitpun. Waktu menyentuh kepingan logam yang berada di kantong kirinya ternyata kepingan uang Yen palsu itu sudah cekung oleh peluru.

Siapa bilang perbuatan baik dan jahat tiada akibatnya? Hanya karena waktu belum matang, hingga karma tersebut belum berbuah. Inilah salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebajikan.

Ketika perbuatan baik dilakukan saat itulah waktu yang baik, berkah yang mulia, fajar yang baik.